Gereja di Dekat Kaldera Gunung Pasundan di Tanah Priangan
Setelah berpetualang di Omgekeerde Prauw (Tangkuban Perahu), kami meluncur ke Gereja Karmel Lembang. Tidak sulit untuk menemukan gereja ini, karena ada plang nama kecil yang menunjukkan tanda lokasi "Gereja Karmel", di sebelah sebuah hotel di lembang.
Perjalanan yang cukup panjang, sedari pagi buta, kami sudah berangkat dari Jakarta, menuju Bandung lewat Cikampek, dan kemudian lewat Subang. Berjalan-jalan menyisir Tangkuban Perahu, sembari melepas lelah di situ. Dan akhirnya tujuan kami di sini, Gereja Karmel Lembang.
Ada beberapa cara untuk menuju Gereja Karmel ini. Pertama tentunya dari Bandung, anda menuju ke Lembang lewat setiabudi, nah anda di terminal Ledeng, anda ada 2 pilihan, mau terus menuju ke Lembang, atau lewat jalan alternatif di jl. kolonel masturi lembang. Kedua, bagi anda yang berjiwa petualang anda bisa lewat Dago atas ataupun lewat punclut, Ciumbuleuit, selain jalannya agak off-road, juga butuh kondisi fisik yang sehat dari pengemudinya, tentunya juga didukung kondisi mobil/motor yang prima. Kalo anda lewat Punclut, yang sebenernya adalah singkatan dari Puncak Ciumbuleuit, di sana ada off-road track, yang lumayan untuk di jajal, kalopun anda membawa APV anda, ataupun kalo tidak anda bisa menyewa di sini, ataupun kalo anda mengendarai motocross, anda tentunya tak akan melewatkan kesempatan untuk nge-track di sini, tentunya saya sempat jatuh bangun ketika dulu nge-track disini. Ataupun kalo anda benar-benar adventurer sejati, anda bisa napak tilas jalan kaki lewat goa belanda/goa jepang lewat dago atas, asal engga takut kesurupan aja. Kemudian ketiga tentunya kalo anda ke Bandung lewat Subang, anda tinggal lewat ciater dan kemudian sampai langsung di Lembang, cuman jalannya agak muter-muter, naik-turun, cukup asyik juga kalo naik motor, tentunya anda tidak lagi mabok, soalnya yang lagi ga mabok, aja cukup puyeng lewat sini, apalagi yang lagi fly, bisa-bisa nyungsep di jalan nanti.
Sejarah berdirinya Gereja St. Maria Fatima atau Gereja Karmel Lembang ini yaitu di mulai dari sebelum Perang Dunia ke 2. Biara Karmel ini sudah berdiri dan pastor pertama yang menetap di Lembang adalah Pastor de Vocht, OSC, yang tinggal di pastoran di depan biara Karmel (sekarang Griya Fatimah). Misa diadakan di Kapel Biara bagi para suster dan umat yang tinggal di sekitar Lembang. Gereja Sempat di tinggal kosong, karena pastoran sempat terbakar karena terkena bom, kemudian pernah juga di gunakan sebagai kandang kuda. Dan pada akhirnya, tanggal 27 April 1967, ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Paroki Santa Maria Fatima Lembang.
Gereja Karmel ini bukan hanya sebuah gereja tempat ibadah umat katolik saja, tetapi di sini juga terdapat sebuah Biara Karmel, yang letaknya bersebelahan dengan gereja Karmel, dimana biara ini dihuni oleh para Suster O.C.D, yang merupakan singkatan dari Ordimis Carmelisarum Discalceatorum, yang mempunyai makna sebagai Ordo Karmel Tak Bersepatu. Kegiatan para suster ini adalah mendoakan umat yang memerlukan bantuan, berdoa bagi keselamatan jiwa-jiwa dan juga untuk gereja. Para Suster Karmel di Lembang ini, setia menjalankan ajaran yang sudah di gariskan oleh Santa Teresa dan Santo Yohanes dari Salib lewat doa, meditasi, pertapaan, pengorbanan diri, keperihatinan dunia dan Gereja Karmel itu sendiri. Disini juga terdapat Goa Maria Karmel, dimana jutaan devosi dan doa telah di dengungkan disini. Sebagian dari mereka terkabulkan, sebagian lagi dari mereka masih menunggu dengan tidak pasti dan sebagian dari mereka bahkan telah terlupakan. Setidaknya tidak perlu sampai ke Lourdes, Perancis, dimana terdapat Our Lady of Lourdes yang terkenal dapat mengabulkan setiap permintaan yang didendangkan di sini.
Gereja Karmel ini merupakan tempat Ziarah, retret dan rekoleksi, tentunya bagi anda yang merindukan sebuah tempat yang bukan hanya sunyi, tenang dan damai tetapi syahdu, khusyuk dan sakral, maka ini adalah tempat yang cocok untuk anda. Adanya tempat untuk jalan salib yang cukup panjang dan berliku, walaupun tidak sampai berbukit-bukit terjal, tetapi melainkan jalan yang tertata rapi dengan deretan anak-anak tangga, beserta dinginnya udara lembang yang menusuk tulang, akan membuat anda, ikut merasakan saat-saat perjalanan Yesus membawa salib ke puncak gunung Golgota. Kemudian di puncak tertinggi areal jalan salib ini, terdapat patung Yesus di salib, yang menandakan bahwa dia membayar semua dosa-dosa kita manusia dengan darahNya sendiri untuk domba-dombaNya yang berdosa. Dan di bawahnya patung Salib Yesus itu terdapat replika kuburan Yesus, dimana di dalamnya terdapat Yesus yang terbaring di peti kaca, di sana anda dapat berdoa, di goa replika kuburan Yesus, sembari merasakan saat-saat kematian Yesus sebelum bangkit dari kematianNya, sebagai tanda kemenangan atas dosa-dosa.
Sayup-sayup kudengar devosi 'doa sembah baktos' dari dalam gereja,
Sembah baktos kaula Maria pinuh ku sih kurnia, Pangéran nyareungan Anjeun.
Diberkahan Anjeun di antawis para istri, sareng diberkahan buah kandungan Anjeun, Gusti Yesus.
Santa Maria, Ibu Gusti Allah, abdi sadaya jalmi dosa nyuhunkeun pidoana, ayeuna, sareng engké dina waktos abdi sadaya maraot. Hamin.
Oh ini doa Salam Maria (Hail Mary/Ave Maria) dalam bahasa sunda. Walaupun bahasanya berbeda tetapi kesakralan devosi itu begitu menyatu di dalam suasana yang senyap ini.
Aku menatap patung Yesus yang tersalib, di atas puncak tertinggi di areal tempat ini. Dari sini dapat di lihat pemandangan lembah yang ada di bawahnya. Kabut - kabut memenuhi lembah-lembah, diantara pucuk-pucuk pepohonan yang ada di bawah sana. Menutupi kedalaman sesungguhnya lembah itu. Sungguh indah. Diantara hawa dingin yang makin merasuk, kupanjatkan doa untuk bangsaku.
Biarkan kabut-kabut yang menyelimuti keadilan negeri ini, segera sirna, dan biarkan hawa dingin yang menusuk tulang di antara para pemimpin negeri ini, menjadi kehangatan yang mengalun tenang di antara pepohonan di musim semi. Sehingga burung Garuda bisa terbang tinggi di atas khatulistiwa bumi Indonesia, membawa kesejahteraan dan kedamaian bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
Kanjeng Rama nu jumeneng di sawarga
Mugi dimulyakeun panjenengan Gusti
Mugi sumping karajaan Gusti
Mugi kalaksanakeun pangersa Gusti
Di dunya sapertos di sawarga
Mugi Gusti maparing rejeki ka abdi sadaya dina dinten ieu
Sareng mugi Gusti ngahapunten kalepatan abdi sadaya
Sapertos abdi sadaya oge ngahapunten kanu garaduh kalepatan ka abdi
Sareng mugi Gusti ulah ngalebeutken abdi sadaya kana panggoda
Nanging mugi Gusti ngalepaskeun abdi sadaya tina kaawonan
Amin
Setelah berdoa kuteruskan perjalanan kami menembus kabut malam menuju Bosscha Sterrenwacht.
Label:
gereja karmel
Langganan:
Postingan (Atom)